Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Proyek Rp 17 Miliar, Inggris Lacak Wabah Penyakit dari Air Limbah

image-gnews
Petugas memeriksa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Cisirung, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa 7 Januari 2020. IPAL Cisirung yang merupakan IPAL terpadu percontohan pertama di Indonesia yang dibangun sejak 1986 tersebut mengolah 70-90 liter per detik dari 22 perusahaan di das Citarum. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Petugas memeriksa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Cisirung, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa 7 Januari 2020. IPAL Cisirung yang merupakan IPAL terpadu percontohan pertama di Indonesia yang dibangun sejak 1986 tersebut mengolah 70-90 liter per detik dari 22 perusahaan di das Citarum. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan Inggris mempelajari keberadaan virus corona Covid-19 dalam air limbah untuk mewaspadai penularan wabahnya di masa depan. Saat ini, mereka sedang menciptakan standar dari proses penelitian yang didukung dana sebesar 1 juta Pound Sterling (setara Rp 17,8 miliar) tersebut.

Peneliti utama dari proyek penelitian bertajuk Program Surveilans Epidemiologi Air Limbah Nasional Covid-19 itu, Andrew Singer, menerangkan beberapa penelitian telah mendeteksi adanya material genetik Sars-CoV-2 dalam air limbah buangan rumah sakit yang merawat pasien Covid-19. "Artinya air limbah bisa efektif bak burung kenari (warnanya cerah) di tambang batubara untuk kemungkinan wabah Covid-19 dan penyakit menular lainnya," ujar dia, seperti dikutip laman Daily Mail pada Kamis, 2 Juli 2020.

Studi akan melibatkan pengambilan sampel, pengujian, dan pemodelan air limbah. Temuan-temuannya akan dibagikan kepada para ahli dan lembaga pemerintah.

Saat ini, belum ada bukti konklusif bahwa virus corona dapat atau sebaliknya, tidak dapat, ditularkan melalui saluran pembuangan. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikannya. Studi sebelumnya baru sebatas menemukan bahwa virus itu bisa berada dalam feses yang disekresikan oleh tubuh pasien penyakit infeksi virus itu.

Singer yang juga peneliti di Pusat Ekologi dan Hidrologi Inggris itu mengatakan kalau saat ini ada tes yang dapat mendeteksi SARS-CoV-2 dalam air. Dan penelitian nanti disebutkannya akan dipusatkan pada epidemiologi berbasis air limbah. "Untuk mencari penanda penyakit menular, dan memberikan informasi yang lebih baik kepada keputusan kesehatan masyarakat mengenai obat-obatan," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para ilmuwan berharap dengan memahami bagaimana infeksi virus di lingkungan yang berbeda akan dapat membantu menginformasikan kebijakan kesehatan masyarakat di setiap wilayah. Harapannya lebih jauh, hasil penelitian bisa bertindak sebagai sistem peringatan dini untuk mencegah perlu atau tidakknya karantina wilayah seperti yang diterapkan di Leicester.

Program Surveilans Epidemiologi Air Limbah Nasional Covid-19 diperkirakan berlangsung hingga Oktober 2021. Studi melibatkan para ilmuwan dari Universitas Bangor, Bath, Edinburgh, Cranfield, Lancaster, Newcastle, Oxford dan Sheffield, serta London School of Hygiene & Tropical Medicine. 

Singer menambahkan, dengan mengambil sampel air di berbagai bagian jaringan sistem pengolahan limbah (sewerage), dia secara bertahap bisa mempersempit wabah ke wilayah geografis yang lebih kecil. "Ini memungkinkan pejabat kesehatan masyarakat dengan cepat menargetkan intervensi di daerah-daerah yang berisiko paling besar menyebarkan infeksi," katanya.

DAILY MAIL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

1 hari lalu

Ilustrasi - Pembekuan atau penggumpalan darah (trombus) di vena. ANTARA/Shutterstock/pri.
Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.


Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.


Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

3 hari lalu

Tenaga kesehatan memberikan pelayanan imunisasi dasar kepada bayi di Puskesmas 3 Denpasar Utara, Bali, Kamis 12 Januari 2023. Pemerintah Provinsi Bali menargetkan penurunan angka stunting hingga 7,71 persen pada tahun 2023 sehingga Bali tetap menjadi provinsi dengan angka kasus stunting terendah di Indonesia. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.